Arsip Blog - Membuka dengan Hati

Selasa, 26 Agustus 2008

APAKAH LEGISLATIF ITU SEBUAH LOWONGAN PEKERJAAN?

Sadar tidak, kalau lowongan kerja yang dicari-cari orang saat ini adalah sebagai calon legislatif? Bahkan untuk menduduki posisi itu, segala cara dilakukan. Urat malu dibenam rapat-rapat. Begitu transparan di berita-berita media, mereka saling mengklaim diri yang sah dan yang hak. Mereka saling mangadukan lawannya ke mahkamah hijau. Mereka memprotes dengan mengajak konstituennya untuk ngluruk kantor partainya, meninggikan harkat yang kadung terserak selama ini. Ada yang tenang-tenang saja, tiba-tiba namanya tercantum dalam daftar urut. Ada ratusan artis yang tiba-tiba tampak peduli berpartai. Oh, betapa nikmat godaan mimpi menjadi pejabat. Betapa menggugurkan dahaga rasanya jadi pejabat. Betapa kita akan seolah multiple orgasm jika punya kuasa menyuruh-nyuruh orang lain.  Tapi apa itu hakekatnya? hanya serendah itukah? Saya curiga jangan-jangan mereka hanya pengangguran terselubung di negara kita yang mencari hidup menjadi legislatif? betapa naifnya jika kita tak bisa berpikir lagi bahwa di luar sana masih banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan. Jadi saja pedagang. Atau makelar. Atau penulis buku. Atau tukang becak, pegawai bank. Banyak! Banyak pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan kepentingan atas nama rakyat. Apa kemudian 'rasa' prestise itu hanya didapat jika menjadi legislatif? Atau karena orientasi gaji bejibun? 

Saya ngeri membayangkan akan jadi apa negeri ini kelak. Jangan-jangan sudah banyak diantara kita yang lupa bahwa pengelola negara itu justru abdi masyarakat. Babu. Bukan kebalikannya, rakyat disuruh mundhuk-mundhuk, memberikan jalan mereka karena mendengar sirine foriders, atau disuruh pindah tempat duduk karena mau dipakai pak DPR. Saya ngeri jika dalam hati kebanyakan kita tak bertujuan mengabdi. Jika rapat seolah membela kepentingan rakyat tapi minta insentif diluar gaji. Outcome-nya tidak jelas, tapi income pribadinya "mak bluk". 

Sebenarnya saya ngeri sekali ketika menyebutkan bahwa jabatan legislatif adalah "lowongan pekerjaan" sejak awal tadi.  Karena bagi saya itu adalah amanat. Sebuah posisi yang menuntut tanggung jawab moral yang harus dipertanggung jawabkan kepada rakyat dan Tuhan. Sebuah jabatan yang penuh kegelisahan. Gelisah jika rakyat tak bisa makan. Gelisah jika orang lain tak berdaya beli secara memadai. Gelisah jika kita memakan gaji dari uang pajak rakyat, sementara kita tak berkontribusi optimal buat mereka. Gelisah jika terus-terusan menuntut fasilitas pribadi dari anggaran negara. Gelisah jika korup. Menangis bertahun karena tak memperjuangkan nasib rakyat. Berduka mendalam saat kehilangan akhlak. 

MAAFKAN SAYA ATAS KENGERIAN SAYA. 

Tidak ada komentar: