Arsip Blog - Membuka dengan Hati

Kamis, 19 Juni 2008

KEHILANGAN TAK SELAYAKNYA DISESALI

Semalam, ketika Saya mengunjungi sebuah pameran di Gramedia Expo Surabaya, saya mengalami kejadian kecil yaitu kehilangan helm dan jaket di tempat parkir. Sebuah tempat parkir yang didesain sedemikian rupa sehingga seperti mustahil akan terjadi tindak kejahatan. Tapi itulah, semuanya terjadi. Barang saya lenyap dan hanya meninggalkan sisa tali helm yang menggantung pasrah bekas irisan senjata tajam.
Terus terang saya sama sekali tak merasa kecewa atau kehilangan. Mungkin lebih mengarah ke keheranan saja. Eh, ternyata akhirnya hilang juga...padahal selama ini ditempat-tempat lain, bahkan di tempat parkir umum pinggir jalan, tak pernah ada yang menjamahnya. Bukan karena merasa kaya, tapi yang justru saya pikir buat apa sih kita lalu kebakaran jenggot?
Tak bijak rasanya menyalahkan orang lain. Bisa saja saya salahkan tukang parkirnya. Bisa saja saya salahkan teman saya yang mengabari ada pameran tersebut. Bisa saja saya salahkan nasib. Bisa saja saya salahkan Tuhan. Bisa saja saya salahkan seluruh dunia. Tapi apakah semua itu membuat helm dan jaket saya kembali? Absolutely TIDAK!
Mungkin malah saya bisa membuat orang lain kehilangan pekerjaan. lalu keluarganya tidak bisa makan karenanya. Atau membuat orang lain merasa bersalah, lalu karena kepikiran dia mesti cari-cari uang, hutang sana-hutang sini buat mengganti. Celakanya karena tak dapat-dapat uang, dia jadi stres dan jatuh sakit. Tapi sekali lagi, apakah itu membuatku puas? TIDAK. Karena saya akan merasa sama saja dengan pencuri itu. Membebankan masalah pribadi kepada orang lain. Sangat tidak bijak. Karena setiap orang punya masalah sendiri-sendiri dan kita sama sekali tidak berhak membuat orang menanggung nasib kita. Jika mental saya masih demikian, maka saya termasuk orang yang sangat miskin. Orang yang tidak pernah menghargai diri sendiri. Orang yang dengan suka cita menari diatas penderitaan orang lain.
Saya hanya perlu berdoa. semoga ditangan pencuri itu, helm dan jaket saya bermanfaat. dan saya jadi ingat seorang teman, Andrea Hirata, mengatakan dalam novelnya : Tuhan tahu tapi menunggu....

1 komentar:

Unknown mengatakan...

.....cb diberi brs merah angkak dijual di carefour bgs buat naikkn trombosit sori ......

4 Agsts s.d 8 Agsts energiku terkuras untuk Lintang Sumunar Padmaning Kalbu sampai tak ada lagi energi yang tersisa untuk memikirkan yang lain,hingga suatu hari aku mendapat sms di atas.

Tiba-tiba ada yang bersuara di sudut hati, suara hati yang berbeda dibandingkan ketika menerima sms dari teman-teman yang lain.

Aku kehilangan, atau memang selama ini aku tidak pernah memiliki?

But Thank's Dan
Jangan sampai kamu kehilangan yang "satu itu", justru patut disesali jika suatu saat kamu kehilangan